Kamis, 24 Februari 2011

SIAPA KAMU


Tahun tlah berganti
Kau terus jadi perhatian
Keputusan t’rus berpihak kepadamu
Oh……siapakah Kamu sebenarnya

Jerit tangis dan isakan air mata
Jadi santapan Kami tiap pagi
Hari tlah berganti
Tapi Kamu yang terus diperhatikan

Siapa Kamu sebenarnya ?????
Apa yang tlah Kamu buat ???
Sampai Kamu dinomor satukan ???
Begitu pentingnyakah Kamu ???

Tanpa bersalah Kamu tersenyum
Tanpa berduka Kamu menari – nari
Tanpa berdosa Kamu berpesta
Tanpa….tan…tanpa……

Tak sadarkah Kamu ??
Karena Kamu Kami jadi begini
Karena Kamu Kami jadi menderita
Karena Kamu Kami menjerit
                                                            By : orang pinggiran

HOBBY PNS


Apa peduli Kamu ke Kami
Apa langkahmu ke Kami
Apa tindakanmu ke Kami
Apa ???…Apa ???…tahukah Kamu

Hai….Kamu para PNS
Sadarkah Kalian
Sadarkah di sekitar Kalian
Sadarkah Kami dianak tirikan

BBM naik, bayarmu juga naik
Gaji naik, kehidupanmu jadi berfoya
Kamu berfoya Kami berduka
Kami bersedih Kamu beriang gembira

Berpesta – pora santapan Kamu
Berfoya – foya hobi Kamu
Bercanda itu kehidupanmu
Menari – nari di atas penderitaan itu pekerjaanmu
                                                                        By : kaum pinggiran




SADARLAH PNS-KU


Apa Kamu sudah berfikir
Apa Kamu sudah sadar
Apa Kamu sudah peduli
Dengan kehidupan Kami

Kehidupan orang yang tersisih
Tersisih dari kehidupan ini
Kehidupan yang tidak adil bagi Kami
Bagi kaum tersisih seperti Kami

Hidup terbatas dengan alam
Alam sejati teman Kami
Hanya Mereka yang tahu penderitaan Kami
Penderitaan orang terpinggirkan

BBM melambung tinggi
Kamu yang beruntung
Lima belas persen tambahan bayarmu pertahun
Seratus ribu hanya untuk Kami

Sadarkah kalian ???
Seratus ribu cukup untuk beli apa ??
Sekarang kebijakan itu sudah dirubah
Sadarlah….lihatlah…..turunlah…lihat Kami

By: Orang Pinggiran




PNS VS RAKYAT KECIL


Setiap hari Kami menangis
Bertanya pada alam
Siapakah yang salah
Salah dalam hidup ini

Lima belas persen tiap tahun bagi Kamu
Seratus ribu apakah terus berjalan
Bagi Kami orang tersisih
Tersisih sebagai Anak Negeri

Tiap bertanya Kamu diam
Tiap mengadu Kamu mengangguk
Tiap menjerit Kamu terdiam
Tiap….tiap….tiap……tiap apa lagi !!!!

Jeritanmu dibayar lima belas persen
Jeritan Kami hanya seratus ribu
Tangisanmu menaikkan bayarmu
Tangisan Kami kebahagiaan Kamu

Sampai kapan hal ini terjadi
Hal yang di luar dugaan
Dugaan orang tak berperasaan
            Berperasaan tapi tak mengerti

By: Kaum Pinggiran

PNS MIMPI BURUK BAGI KAMI


Andai Kami seperti Kamu
Andai Kami bisa memutuskan
Andai Kami dapat lima belas persen tiap tahun
Andai Kamu dapat seratus ribu

Apa yang akan Kamu perbuat
Apa yang akan Kamu teriakkan
Apa yang akan Kamu tuntut
Apa yang akan Kamu makan

Bisakah Kamu berpesta – pora
Bisakah Kamu bercanda
Bisakah Kamu menari – nari
Hanya dengan seratus ribu tiap bulan ???

Lihatlah ke bawah
Lihatlah ke pelosok
Lihatlah kehidupan Kami
Lihatlah keadaan daerah Kami

Hai…..kamu PNS ingatlah !
Kenaikan gajimu beban bagimu
Kenaikan gajimu derita bagi Kamu
Kenaikan gajimu, mimpi buruk bagi Kami !!

Mimpi buruk rakyat kecil
Mimpi buruk generasi pinggiran
Mimpi buruk orang tak punya uang
Mimpi buruk kaum terpinggirkan !!!

By: Kaum Pinggiran


PNS ATAUKAH GURU ANAK EMAS BANGSA INDONESIA
Oleh Ady S

Lima belas persen tiap tahun bagi Kamu
Seratus ribu apakah terus berjalan
Bagi kami orang tersisih
Tersisih sebagai Anak Negeri
Tiap bertanya Kamu diam
Tiap mengadu kamu mengangguk
Tiap menjerit kamu terdiam
Tiap…tiap…tiap apa lagi!!!
Jeritanmu dibayar lima belas persen
Jeritan Kami hanya seratus ribu
Tangisanmu menaikkan bayarmu
Tangisan Kami kebijakan itu salah sasaran

Puisi di atas menggambarkan keadaan rakyat kecil yang tidak merasakan kebijakan pemerintah dalam hal bantuan langsung tunai dana kompensasi BBM. Tahun 2006 merupakan tahun emas bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia. Mengapa disebut tahun emas, padahal semua tahun itu sama saja? Cobalah tanyakan saja kepada sebagian PNS yang kurang kerjaan itu! Lho, kenapa dikatakan kurang kerjaan padahal pekerjaan mereka banyak, bukankah mereka juga pelayan masyarakat? Tunggu dulu, jangan cepat marah dan salah paham dalam menyikapi kata-kata tersebut.
Coba ingatlah dan lihat kenyataan di lapangan, kebanyakan mereka (PNS) masuk jam 08.00 pagi seperti rutinitas kantor biasanya. Setelah upacara / apel pagi (itupun kalau mereka lagi dalam keadaan “ mood ”, kadang sebagian PNS hanya nongkrong di atas sepeda menunggu apel pagi selesai) terus mengerjakan tugas rutin yang selesai jam 10.00 pagi. Setelah itu mereka tidak ada pekerjaan sama sekali. waktu luang tersebut mereka gunakan untuk nongkrong, merokok, bercanda ria, shopping dan yang menyedihkan bermain catur serta kartu, bahkan lebih parah lagi pulang sebelum waktunya (bolos : red).
He….he…. para PNS, janganlah kalian marah dikatakan seperti itu. Lihat dan pikirlah apa yang ditulis di atas itu semuanya benar? Apakah perlu Anda-Anda bertanya pada rumput yang bergoyang? Tak bisa dipungkiri lagi mulai tahun 2006, pemerintah telah memberikan angin segar bagi PNS dengan cara menaikkan gaji dan pemberian gaji ke-13 yang telah di mulai Juli 2006, yang notebene tidak pantas untuk diterima oleh pengabdi masyarakat yang tidak “ becus ” dalam bekerja. Hal itu dilakukan pemerintah karena alasan klasik dan sangat tidak masuk akal yaitu “ karena kenaikan BBM, kebutuhan / kesejahteraan PNS berkurang, PNS juga memerlukan biaya tambahan bagi anaknya masuk sekolah ”. Untuk itulah pemerintah menaikkan gaji mereka, supaya mereka lebih sejahtera.
Silahkan kalau yang dinaikkan itu gaji Guru, yang terkenal dengan sebutan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. padahal dari tangan-tangan mereka pejabat yang sekarang berada di puncak kekuasaan pemerintahan Negara ini berada. Bagaimana pendidikan ini dapat berkualitas bila kesejahteraan mereka tidak terpenuhi.
Belum lagi masalah kenaikan gaji yang menyakitkan rakyat kecil itu selesai, pemerintah memberikan kesempatan kepada para pengangguran untuk melamar menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di seluruh Indonesia dengan alasan kebutuhan PNS masih kurang. Padahal kenyataan di lapangan banyak PNS yang “ nganggur ” (tidak ada kerjaan), karena satu pekerjaan harus diselesaikan oleh lima orang PNS. Lalu yang kurang itu PNS mana, yang belum memadai itu yang mana? Andai kata gedung-gedung perkantoran itu bisa bicara, pasti mereka akan memperlihatkan bukti dan kejengkelan mereka terhadap kinerja para PNS yang katanya “ siap melayani masyarakat ”.
Iming-iming gaji tinggi dan masa depan yang terjamin telah memaksa banyak orang “ berjubel ” untuk bisa jadi PNS. Bagi pengangguran itu adalah awal masa depan mereka dalam menghadapi kehidupan ini dan bagi pemerintah sendiri, mereka bangga karena yang mendaftarkan diri dalam CPNS sangat besar. Mereka mengenggap kalau PNS adalah profesi yang mulia sehingga harus diberikan penghargaan dengan menaikkan gaji mereka. Hal itu menunjukkan kalau pengangguran di negara kita sangatlah besar dan sebenarnya pemerintah harus malu dengan kenyataan itu.
Berdasarkan kenyataan itu apakah kita perlu ikut-ikutan jadi PNS demi terjaminnya kesejahteraan masa depan kita? Marilah sama-sama merenung dan instropeksi diri, benarkah PNS menjamin kesejahteraan kita, menjamin masa depan kita jadi cerah? Mungkin kita semua tidak sadar (tapi penulis yakin kalau semua yang baca ini masih sadar, sadar terhadap kehidupan ini). Kalau menjadi PNS adalah suatu pekerjan yang paling berat dan beresiko di dunia maupun di akhirat nanti kalau kita sudah meninggal.
PNS, kata yang sangat “ ngetrend ” di telinga semua orang baik itu di kota ataupun pelosok desa. Tapi dibalik ketenarannya tersembunyi bahaya yang menakutkan bagi semua orang yang beragama, yaitu beban moral dan hukum karma bagi anak cucu di dunia dan bagi mereka sendiri di akhirat.

PNS Sebagai Beban Moral
Pegawai Negeri Sipil (PNS), pasti tidak mau kalau profesinya itu disebut sebagai profesi yang mempunyai beban moral. Mereka merasa kalau mereka itu bekerja untuk pemerintah dan mereka dibayar oleh pemerintah. Itulah salah satu alasan dan jawaban bodoh dari mereka. Kok bisa disebut bodoh ya………padahal mereka orang-orang terpilih dan pintar. Kan, untuk jadi PNS harus melewati ujian dan persaingan yang ketat. Tapi tunggu dulu, lihat ke belakangnya! Dia itu masuk PNS karena pintar otaknya atau pintar pakai uang, terpilih karena lolos ujian atau terpilih karena pakai uang atau yang lainnya? Tanyalah kepada Nomor Induk Pegawai (NIP) mereka, dan bagi PNS sendiri tanyakan ke nomor NIP Anda masing-masing. Pasti NIP itu akan berbicara yang sebenarnya mengenai tingkah laku Anda.
Mengapa PNS disebut pekerjaan yang mempunyai beban moral? Mari kita sama-sama bertanya ke hati nurani kita. bagaimana orang yang bekerja untuk rakyat dan mereka mendapatkan gaji dari uang rakyat, tetapi mereka mengerjakan pekerjaan itu dengan seenaknya? Ketika ada orang mengurus surat-surat ke suatu instansi pasti mereka akan melihat begitu banyak PNS yang ber-ongkang kaki. Kalaupun kita menegur pasti mereka akan marah, disamping itu mereka dengan seenaknya memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka sok pintar, padahal belum tentu masyarakat itu lebih bodoh dari mereka yang kerja di instansi tersebut. Cuma masyarakat sadar kalau yang bekerja itu tidak menggunakan hati nurani mereka, mereka hanya berbicara masalah uang.
Banyak masyarakat yang mengeluh kalau pelayanan yang diberikan para pekerja instansi itu semaunya mereka. Katanya mereka siap melayani masyarakat tapi buktinya……? Lihat saja di Kecamatan ataupun di Intansi Pemerintah pasti akan dijumpai pemandangan yang mengasyikkan itu! Bukankah itu yang dinamakan sebagai beban moral? Memang yang membayar itu pemerintah, tapi uang yang digunakan adalah uang pajak dari rakyat, secara tidak langsung mereka itu adalah pekerja yang bekerja kepada rakyat, tapi mengapa mereka bersikap arogan mau menangnya sendiri?
Seharusnya PNS dikumpulkan dan diberikan siraman rohani agar mereka bisa bekerja sesuai dengan gaji mereka paling tidak dua minggu sekali. Di samping untuk mengoptimalkan kerja juga untuk mencegah terjadinya “ penilepan ” dana atau korupsi.

Hukum Karma Anak Cucu dan Akhirat
Semua pasti sudah tahu apa itu “ hukum karma ”, Hukum ini tidak memandang ataupun memihak siapapun, orang yang berbuat entah itu Presiden, Jenderal, Konglomerat ataupun rakyat kecil pasti akan menerima akibatnya. Hal itu berlaku juga bagi para PNS, mereka saat ini bisa bergembira karena gaji telah naik, tapi mereka tidak menyadari kalau anak cucu mereka akan menanggung semua beban mereka saat ini.
Tapi kalau mereka sadar, itu pun hanya sebatas pemahaman yang dangkal. Mereka menganggap dengan menimbun kekayaan anak cucu mereka akan terjamin hidupnya. Sehingga berbagai cara mereka gunakan untuk menghasilkan uang, seperti : memark up dana proyek, memanipulasi data dan menaikkan retribusi guna menambah pemasukan dan sebagainya.
Sungguh naif sekali, padahal mereka orang yang beragama tapi kenapa mereka melanggar ajaran agamanya sendiri? Hanya demi kepentingan sesaat, kepentingan duniawi padahal hukum karma di akhirat sudah menunggu dengan jelas.

“ JANGAN MARAH WAHAI PNS-KU, SADARLAH! KENAIKAN GAJIMU BEBAN MORAL BAGIMU SEBAGAI ANAK EMAS NEGERI INI. JANGAN KAU ABAIKAN TERIAKAN KAMI, TERIAKAN RAKYAT KECIL YANG TERSISIH DI NEGERI SENDIRI!”

Pers Sebagai Kontrol Sosial Dunia Pendidikan
By Ady Sriyono

Ketajaman sebuah “pena” melebihi ketajaman dari sebuah mata pedang yang paling tajam sekalipun. Pena juga bisa menjadi sesosok guru yang sangat dipatuhi melebihi guru yang ada di dunia ini bukanlah sekedar ucapan dan isapan jempol belaka. Bukan pula slogan yang jadi sebuah tulisan dan hanya menjadi hiasan di dalam media saja. Banyak yang mengatakan kalau pena sekarang sudah tidak lagi tajam. Memang sekarang banyak produk pena yang muncul di masyarakat, dan banyak bermunculan pena yang sudah tidak asli dengan kata lain memanfaatkan ketenaran dari salah satu produk pena di masyarakat. Pena merupakan alat tulis yang mampu mengontrol dan menuliskan berbagai hal, mulai dari pembangunan, agama, ekonomi, olah raga, bisnis, sampai ke dunia pendidikan sekalipun. Dalam kemunculannya, pena adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengontrol kehidupan bermasyarakat dalam berbagai bidang.
Sekarang adalah saat ini, dan dimana pena masih tetap pena yang tajam dan pena yang mampu membangun opini berdasarkan ketaatan masyarakat seperti hari-hari kemarin. Berasal dari ketajaman pena itulah banyak orang memanfaatkan untuk hal-hal yang bertentangan dengan hati nurani. Dengan berbekal pena seseorang bagai seorang Rambo yang membasmi musuh di hutan belantara sendirian. Tetapi sayangnya, Rambo di sini bukan untuk membela nama baik sebuah negara dan menyelamatkan tawanan, melainkan untuk menakut-nakuti Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang telah ikut andil mengisi kemerdekaan bangsa ini. Sering kita mendengar sebuah instansi harus mati-matian mempertahankan diri dari serangan pena tersebut. Karena takut dengan torehan tinta pena yang dapat membuat kotor, seorang kepala instansi harus rela mengeluarkan sejumlah uang kepada pembawa pena palsu tersebut.
Bukan suatu rahasia lagi kalau sekarang ini banyak oknum dunia pendidikan yang suka menyelam dalam air keruh, dengan kata lain mencari-cari kesempatan dalam kesusahan. Dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa “setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan, setiap warga negara wajib memperoleh pendidikan dasar dan pemerintah wajib menyediakan dananya”, dimana pemerintah mengupayakan tersedianya dana pendidikan sebesar 20% APBN. Namun itu bukan merupakan suatu jaminan untuk masa depan dunia pendidikan. Saat ini anggaran untuk pendidikan di Indonesia baru mencapai 11,8 % dari APBN. Juga telah beredar kabar sudah 20%, namun itu juga termasuk gaji untuk para pendidik.
Pencanangan program gerakan desa tuntas buta aksara oleh pemerintah merupakan tindak lanjut dari upaya memberantas kebodohan. Tidak dipungkiri lagi, biaya pendidikan sekarang menjadi berlipat. Upaya pemerintah untuk menambah jatah dana BOS dan pembelian buku ajar tidak dapat meredam kenaikan biaya pendidikan. Yang terjadi adalah sebaliknya, kenaikan dana BOS awal tahun ini juga diikuti dengan bertambahnya berbagai macam iuran di sekolah. Bukan hanya dana BOS yang dikucurkan, pemerintah juga memberikan dana bantuan bagi semua sekolah di seluruh pelosok negeri, seperti DAK, Block Grant, dan Ingub. Namun semakin banyak bantuan yang turun semakin banyak pula sekolah yang harus di renovasi tidak mendapatkan haknya. Sekolah yang sudah bagus dan kokoh menjadi sasaran bantuan tersebut. Pemerataan dana bantuan tidak tercapai karena ulah sebagian oknum.
Sekarang ini pena-pena telah bertebaran dimana-mana, pena tersebut juga sudah dipakai untuk menjadi senjata andalan di dunia pendidikan. Tapi sayangnya, bukan untuk memperbaiki kualitas dan mutu pendidikan nasional tetapi digunakan untuk mencoreng nama pendidikan nasional. Memang pena akan bekerja kalau ada suatu kesalahan yang muncul di dunia pendidikan. Orang yang memegang pena sekarang sudah sering keluar masuk dari sekolah satu ke sekolah lain, cuma untuk mencari segepok uang yang tidak ada efeknya bagi kemajuan pendidikan di negara kita. Dengan kemunculan program pemerintah mengalirkan sejumlah dana bantuan mulai dari dana BOS, DAK, Ingub sampai Block Grant, pena-pena yang dipegang orang tidak bertanggung jawab lalu lalang ke institusi pendidikan di tiap pelosok daerah.
Kemunculan pena sekarang ini bukan untuk membenarkan kecurangan yang terjadi dan bukan untuk menyuarakan nasib Pahlawan Tanpa Tanda Jasa di daerah terpencil, tetapi pena tersebut digunakan untuk menodong dan meminta sejumlah uang dari institusi pendidikan. Kalau seorang kepala institusi pendidikan di manapun berada tidak melakukan kecurangan, seharusnya mau melawan pena palsu tersebut dengan pena yang asli. Pena yang asli muncul untuk melakukan kontrol sosial bagi dunia pendidikan demi terciptanya mutu dan kualitas pendidikan nasional yang mampu bersaing dengan pendidikan internasional. Sudah saatnya institusi pendidikan melakukan kerja sama yang profesional dengan pemegang pena asli. Wahai pelaku dunia pendidikan dan para guru yang telah bekerja keras sudah saatnya pendidikan nasional ditingkatkan. Kerja sama kalian akan menjadikan cita-cita untuk mendapatkan peningkatan kesejahteraan akan tercapai bersama pemegang pena asli yang muncul dari dunia pendidikan. Lengkapilah diri dengan detektor pena, sehingga bisa membedakan mana pena asli yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan mana pena palsu yang dapat menyebabkan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Pena akan selalu menuliskan kebaikan dan peningkatan mutu serta kualitas pendidikan nasional kalau orang yang berada di lingkungan dunia pendidikan sekarang tidak melakukan manipulasi data dan tidak menerapkan sistem “siapa cepat dia dapat, siapa dekat dia mendapat, dan siapa yang membayar dialah yang menerima”. Kalau cara-cara seperti itu masih dipakai jangan salahkan bila goresan tinta pena berteriak ke mana-mana dan melakukan pencegahan. Pena bergerak tergantung dari keadaan yang terjadi saat ini.
Negeri ini butuh Pers yang sehat, konstruktif, selektif, dan persuasive. Perlu ada traffic light. Mungkin lebih baik dunia mesin yang memegang kendali dan melaksanakan aturan. Ada indikator dan tolak ukur yang pasti yang tidak dapat memanipulasi data. Haruskah itu terjadi?

Simulasi Salah Satu Strategi Penyampaian PBM
Oleh
Yoga


Simulasi merupakan suatu strategi untuk memperoleh keterampilan dengan melalui latihan-latihan dalam situasi tertentu. Keterampilan yang diperoleh melalui latihan dalam situasi tiruan itu nanti akan merupakan bekal bagi para siswa dalam melakukan kegiatan yang sebenarnya dalam masyarakat orang dewasa. Kegiatan simulasi tersebut ada yang memang mempunyai sifat insingtif, ada pula yang memang sengaja dirancang secara sistematis.
Dalam dunia kanak-kanak kita sering menjumpai bentuk permainan seperti : pasaran, masak-masakan, anak-anakan, sekolah-sekolahan, manten-mantenan, perang-perangan dan sebagainya. Aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak itu bukanlah aktivitas yang tidak berguna, melainkan sangat bermanfaat untuk melatih keterampilan mereka. Permainan “pasaran” misalnya, sangat berguna untuk melatih keterampilan berjual beli sehingga setelah dewasa nanti mereka tidak canggung lagi untuk melakukan kegiatan jual beli yang sebenarnya. Atau permainan “sekolah-sekolahan”. Adanya peran mengajar layaknya guru dan murid sangat melatih pendidikan mereka dalam hal pendidikan. Bagaimana mendidik dan mengajar layaaknya guru. Kelak setelah dewasa mereka akan terbiasa mengajarkan atau melakukan “tutorial” terhadap masyarakat sekitar yang membutuhkan. Demikian pula halnya dengan permainan-permainan yang lain. Kegiatan mereka lakukan itu secara naluriah. Tidak ada yang menyuruh dan tidak ada pula yang mengajarinya. Serba alami.
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, kegiatan-kegiatan seperti ini diarahkan dan dibina agar dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran. Jadi, beralasan sekali apabila simulasi sekarang ini mulai dikembangkan sebagai salah satu strategi penyampaian dalam proses belajar mengajar di sekolah.

Tujuan Simulasi

Pada dasarnya tujuan simulasi dapat dibedakan menjadi tujuan langsung dan tujuan tak langsung. Secara langsung simulasi melatih cara pemecahan masalah dan untuk melatih mempelajari kehidupan masyarakat orang dewasa. Di dalam pengajaran bahasa sebagai media. Dapat dilatihkan keterampilan berbicara dan keterampilan mendengarkan. Sedangkan secara tidak langsung simulasi dapat meningkatkan kadar Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Memberikan dorongan belajar kepada siswa, membina solidaritas dan kerja sama, mengembangkan daya fantasi dan imajinasi siswa untuk mengusir kebosanan dan memberikan selingan rekreatif.

Prinsip-Prinsip Simulasi

Simulasi sebagai salah satu strategi dalam proses belajar-mengajar memiliki prinsip tertentu. Dalam setiap kegiatan simulasi tujuan atau keterampilan yang hendak dilatihkan harus dirumuskan dengan jelas.
Simulasi diarahkan untuk menyiapkan siswa dapat menghadapi situasi yang nyata dan dilakukan secara berkelompok. Keterampilan yang dilatihkan merupakan keterampilan paripurna dan mencapai semua ranah dalam taksonomi Bloom (kognitif, efektif dan psikomotorik). Perlu ditimbulkan kemungkinan pemecahan masalah dengan bermacam-macam cara, misalnya analogi, sebab – akibat dan sebagainya. Pemilihan topik dan masalah pun disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Kelebihan dan Kekurangan Simulasi

Simulasi mempunyai bentuk kelebihan. Simulasi pada umumnya menggembirakan dan memberikan keleluasaan. Siswa tergerak untuk berpartisipasi. Hal-hal yang bersifat abstrak dapat dikonkritkan dengan berbagai perbuatan dan tingkah laku. Karena dalam situasi yang sebenarnya, jika terpaksa ada kesalahan tidak akan berakibat fatal. Kreatifitas guru dan siswa pun memperoleh kesempatan untuk berkembang. Selain itu interaksi akan terjalin secara wajar, sehat dan intensif. Tidak memerlukan pengarahan yang berlebihan, simulasi ini dapat berlangsung. Siswa yang rendah diri sekalipun dapat terdorong untuk berpartisipasi. Berbagai macam dan tingkat keterampilan dapat dilatihkan dalam waktu bersama.
Sedangkan kekurangan simulasi ini tidak begitu banyak. Pelaksanaan simulasi menyita banyak waktu. Tidak semua aspek kehidupan dapat disimulasikan. Pada hakikatnya simulasi hanya merupakan peniruan sebagian kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, siswa sadar bahwa yang mereka lakukan hanyalah kegiatan pura-pura. Keberhasilan simulasi sangat dipengaruhi oleh kedisiplinan siswa.

Main Peran (Role Playing) sebagai salah satu bentuk simulasi

Main peran merupakan kegiatan yang berupa penampilan tingkah laku, sikap, watak dan perangai suatu peran untuk menciptakan imajinasi yang dapat menggambarkan peristiwa yang sebenarnya. Sebagai media pengajaran bahasa main peran dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih berbicara dengan kalimat-kalimat yang sesuai dengan pola yang diajarkan. Mereka dapat memahami kalimat yang diucapkan orang lain secara tepat sesuai dengan apa yang dimaksudkan. Siswa pun dapat menghadapi situasi yang terjadi dalam masyarakat sebenarnya.
Pelaksanaan main peran harus dilakukan bertahap. Dimulai dari pendahuluan untuk mengenal masalah dan memilih masalah yang dipresentasikan. Setelah itu pemilihan peserta yang akan memerankan. Di samping itu juga disiapkan pengamat, yang akan mengamati tingkah laku dan kebahasaannya. Pengaturan tempat harus disesuaikan dengan jalan ceritanya. Pada saat pelaksanaan permainan, masing-masing bekerja sesuai dengan tugasnya. Pada akhir permainan perlu dievaluasi dan didiskusikan. Bila perlu permainan diulang kembali untuk mencapai kesempurnaan. Di akhir permainan tahap dua ini siswa dapat mengungkapkan pengalaman mereka dan menggeneralisasikannya.
Mengingat simulasi ini hampir tidak memerlukan biaya dan peralatan yang mahal, sebaiknya simulasi dipilih sebagai strategi penyampaian dalam PBM. Keistimewaan yang terletak pada adanya unsur kegembiraan dan pelatihan keterampilan kebahasaan secara terpadu dengan unsur non kebahasaan. Akan tetapi, sungguh sayang karena masih banyak yang belum menerapkannya.

“ POTRET MASYARAKAT SAKIT “
(TINJAUAN PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI DI INDONESIA)


Sejak Rhoma menghimbau Inul dan kawan – kawan bergaya lebih sopan di panggung, suara pro Inul mengecam Rhoma membanjiri media massa. Seorang pemusik papan atas Indonesia juga berkomentar “ Apa hak Rhoma memvonis goyangan Inul erotis ? Yang namanya erotis itu kan abstrak ?” (Cek & Ricek, 5/5/2003).
Seorang Kiai Haji mantan Presiden menyatakan “ Tidak ada kebebasan berekspresi apapun yang boleh dikekang di negeri ini, kecuali diatur dalam undang – undang. Kalau Inul melanggar undang – undang, yang berhak menilai soal itu adalah Mahkamah Agung, bukan Rhoma Irama “.(Sabili, 22/5/1003)
Fenomena Inul sesungguhnya hanyalah satu dari sekian banyak indikasi sakitnya masyarakat sekarang ini. Sebuah buku yang secara vulgar mengupas habis kehidupan malam di Jakarta juga beredar sejak januari 2003.
Di kalangan masyarakat Indonesia pornografi dan pornoaksi semakin menyesakkan dada, gambar wanita telanjang dengan mudah dapat ditemukan di berbagai majalah, tabloid maupun Koran, pelayanan seks lewat telepon juga marak, kepingan VCD porno semakin membludak, bahkan tayangan televisi yang mampu menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat semakin berani menampilkan acara pornografi dan pornoaksi.
Gambaran di atas adalah potret masyarakat sakit Indonesia. Jika hal ini dibiarkan akan jadi seperti apa negeri ini ?
H B Jassin mengatakan pornografi adalah setiap tulisan atau gambar yang dibuat dengan maksud sengaja untuk merangsang seksual dan membuat fantasi orang menjadi bersayap dan ngelayap ke daerah kelamin yang menyebabkan syahwat berkobar. Senada dengan H B Jassin, Arif Budiman mengartikan pornografi sebagai sesuatu yang berhubngan dengan persoalan seksual yang tidak pantas diungkapkan secara terbuka kepada khalayak umu. Mohammad Said juga berpendapat bahwa pornografi / pornoaksi itu adalah segala hal yang dengan sengaja disajikan dengan maksud untuk merangsang nafsu seks orang banyak. (Tjipta Lesmana, pornografi dalam media massa, hlm: 109).
Subagio Sastowardoyo dalam Bakat Alam dan Intelektual, hlm: 23-24, memberi pemaparan bahwa yang dipermasalahkan dalam pornografi / pornoaksi adalah kemampuannya merangsang syahwat orang lain secara tidak wajar, tidak pada tempatnya yang tidak tepat waktunya yang dapat menimbulkan tindakan social yang tidak wajar, tidak pada tempatnya dan tidak pada waktunya.
Dalam Jurispredensi Mahkamah Agung disebutkan bahwa sesuatu dikatakan porno jika kebanyakan anggota masyarakat menilai materi tadi secara keseluruhan dapat membangkitkan nafsu rendah. Tjipta Lesmana mengartikan porno sebagai suatu karya manusia baik berupa cerita, gambar, film, tarian, maupun lagu yang diciptakan dengan maksud sengaja untuk membakar nafsu birahi orang lain sehingga merangsang syahwatnya serta menimbulkan pikiran – pikiran jorok di benaknya. Kemudian ia memberi batasan pornografi / pornoaksi, yaitu; menciptakan fantasi (menimbulkan pikiran melayang ke hal – hal yang menjurus perilaku seksual), sifatnya terbuka (dipertontonkan secara umum), tanpa ada landasan yang mendalam dari hasil tinjauan filsafat, kesengajaan (sengaja dibuat untuk merangsang birahi orang lain dalam bentuk ketelanjangan atau ekspos bagian  -bagian tertentu daerah yang memiliki rangsangan seksual tinggi bagi lawan jenis- yang menurut norma susila tidak pantas (Tjipta Lesmana, pornogradi dalam media massa, hlm: 109 – 110).
Islam memberikan definisi yang jelas dan tidak mengambang tentang pornografi dan pornoaksi. Pornografi adalah produk gratis (tulisan, gambar, film) baik dalam bentuk majalah, tabloid, VCD, fil, atau acara di TV, situs porno di internet, ataupun bacaan porno lainnya. Pornoaksi adalah sebuah perbuatan memamerkan aurat yang digelar dan ditonton secara langsung; dari mulai aksi yang “ biasa – biasa “ saja seperti aksi para artis di panggung hiburan umum hingga yang luar biasa dan atraktif seperti goyangan, tarian telanjang atau setengah telanjang di tempat hiburan khusus (diskotek – diskotek, klab – klab malam, dll).
Dalam konteks pornografi dan pornoaksi yang mengumbar aurat ini, yang dimaksud adalah aurat menurut syariat Islam. Seorang wanita yang memperlihatkan sekedar rambut atau bagian bawah kakinya, misalnya jelas termasuk orang yang mengumbar aurat. Sebab, aurat wanita dalam pandangan Islam adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.
Dari pendapat – pendapat tersebut nampak jelas bahwa yang dinamakan pornografi / pornoaksi adalah segala tindakan yang disengaja untuk merangsang birahi orang lain dan diungkapkan secara terbuka di depan umum.

Kondisi Indonesia Akibat Pornografi / Pornoaksi

Dosen IAIN Sumatera Utara, prof Dr Syahrin Harahap, mengatakan “ saat ini kegiatan pornografi di tanah air sudah sangat meresahkan masyarakat. Maka pemerintah dan DPR harus secapatnya untuk mengesahkan UU Anti Pornografi “. Hal tersebut dikemukakannya menanggapi laporan Kantor Berita Associated Press (AP) yang menyebutkan, Indonesia berada di urutan kedua setelah Rusia yang menjadi surga bagi pornografi.
Fakta dilapangan membenarkan hal itu. Di seluruh dunia, tak ada negara di mana VCD porno lebih mudah didapatkan selain di negeri ini. Demikian pula peredaran media cetak (majalah, tabloid) maupun media interaktif (internet) yang menjurus pada hal – hal yang berbau porno, sekalipun tidak memajang gambar bugil di sampul depan ala majalah Playboy atau Hustler. Tayangan dan obrolan seks di radio dan televisi juga semakin “ berani “. Pemberitaan tentang berbagai aktivitas seksual yang menyimpang dari syariat itu justru dibungkus dengan nada yang berkesan dirayakan.
Akibat dari pornografi dan pornoaksi secara lebih riil dapat dilihat pada pola piker masyarakat yang menganggap pornografi dan pornoaksi sebagai suatu hal yang semakin hari semakin wajar, terjadinya dekadensi moral (seks bebas dan sejenisnya) baik di kalangan pemerintah (Legislatif dan Eksekutif) maupun masyarakat umum. Banyak kasus anggota dewan yang emlakukan pesta seks, bahkan ada yang meninggal di hotel saat berkencan, eksekutif yang terlibat skandal selingkuh, artis, pengusaha dan remaja termasuk usia sekolah.
Ini semua jelas ironi. Mengapa negeri Muslim di dunia ini tidak bisa mencegah semua itu. Masyarakat cenderung diam dan membiarkan proses itu dianggap sebagai ekses wajar modernisasi dan globalisasi. Sementara itu, kaum ulama yang mestinya memiliki tugas mengingatkan masyarakat dan penguasa, juga rata – rata hanya mengungkapkan sebatas “ kaprihatinan “. Dalam bahasa politik, ungkapan keprihatinan ini merupakan bentuk ketidaksetujuan yang paling rendah; jauh di bawah “ protes “ apalagi “ aksi pencegahan “. Kalaupun ada satu dua ulama yang protes keras terhadap pornografi maupun pornoaksi, hasilnya justru sering kontraproduktif.
Pasalnya; pertama, si ulama tersebut akan dituduh ramai – ramai sebagai “ munafik “. Kedua, yang akhirnya akan dibela oleh publik yang dikendalikan opini media justru aktor pornografi / pornoaksi tersebut; bukannya masyarakat beserta generasi muda yang menjadi harapan umat masa depan. Akibatnya, makin banyak ulama yang akhirnya memilih sikap diam daripada justru menjadi “ promotor gratis “ bagi aktor maksiat.
Di sisi lain, usaha melarang pornografi / pornoaksi melalui jalur hokum dengan membuat RUU atau dengan memasukkan pornografi / pornoaksi sebagai tindak pidana dalam KUHP, ternyata justru banyak dimentahkan oleh anggota dewan sendiri. Status pornografi / pornoaksi akan hanya illegal kalau suatu pasal – pasal karet di tarik agak longgar (dan ini makin dijauhi karena dianggap bertentangan dengan HAM); namun juga tidak akan menjadi delik apapun kalau orang membaca KUHP secara tekstual. Inilah yang sering dipakai para pembela pornografi / pornoaksi. Mereka akan memulai dengan pertanyaan seputar definisi pornografi / pornoaksi. Jawaban yang diberikan tentu saja justru akan makin membingungkan.
Meskipun demikian, hal ini tidaklah aneh. Kebingungan diatas terjadi karena tolok ukur yang dipegang adalah “ kesepakatan “ masyarakat tentang apa yang dianggap bermanfaat atau berbahaya. Padahal, masyarakat itu selalu berubah dan bisa jadi pada suatu saat tidak sadar, bahwa kesepakatan di antara mereka akan berdampak serius bagi keberlangsungan masyarakat. Yang jelas, kesepakatan masyarakat itu selalu disetir oleh para opinion leader (pengendali opini) atau para pembuat pendapat yang tentu saja memiliki kepentingan tertentu, apakah itu bisnis, reputasi, dll. Tidak jarang, di suatu negeri, penguasa sengaja mengobral berbagai bentuk maksiat (judi, minuman keras, pornografi / pornoaksi) untuk mengalihkan perhatian masyarakat pada kezaliman mereka.
Tolok ukur seperti ini muncul ketika suatu masyarakat memutuskan untuk memisahkan agama dari kehidupan atau yang disebut dengan sekularisme. Dalam negara yang dibangun di atas system secular, agama tidak mendapat peran untuk mengatur masyarakat melalui undang – undang, kecuali sebagian kecil (UU Zakat, UU Pernikahan)

Faktor Penyebab

Disamping banyak pihak tertentu yang bermental bejat, banyak pula orang yang terlibat dalam pornografi / pornoaksi ini yang sesungguhnya juga hanya menjadi korban. Dengan imbalan yang sebenarnya tak seberapa  dibandingkan dengan sebuah nama baik, keutuhan keluarga, dan ridha Allah, banyak orang rela menjadi pengedar VCD porno ataupun menjadi pekerja seks komersial (pelacur). Banyak dari mereka terpaksa melakukan ini karena desakan ekonomi. Karena itu, tidak aneh, berbagai razia yang dilakukan aparat maupjun beberapa kelompok yang menyatakan perang terhadap maksiat tidak mampu menghilangkan atau bahkan sekadar mengurangi bisnis haram ini secara permanen.
Mungkin akan lain halnya bila desakan ekonomi bisa diatasi. Bagaimanapun, orang akan cenderung pada suatu jenis profesi yang terhormat, aman, dan menenteramkan untuk menuju hari tua. Karena itu, melihat masalah ekonomi yang sangat kompleks yang membelit negeri ini, tak ada cara lain kecuali menerapkan sistem ekonomi yang lebih adil dan manusiawi. System ini yang akan mengentaskan banyak orang dari “bisnis setan” sehingga diharapkan tak ada lagi orang yang memasuki dunia pornografi/pornoaksi karena alasan kesulitan ekonomi.
Di era globalisasi budaya suatu bangsa mudah sekali terpengaruh budaya asing. Di Indonesia masyarrakat kita sudah banyak yang melirik budaya – budaya barat dan bahkan mengikutinya, dengan dalih kemajuan, modernisasi dan life style. Pornografi dan pornoaksi pun menjadi tren di berbagai kalangan di Indonesia dengan berbagai bentuk yang beraneka ragam.

Solusi

Solusi segala permasalahan tentang pornografi dan pornoaksi diambilkan penulis dari MUI karena penulis meyakini bahwa perkataan ulama’ itu sebuah kebenaran dan karunia yang besar. Solusi yang dikemukakan meliputi lima aspek yaitu : Pertama, aspek pendidikan. Jelas sekali, bahwa persoalan yang tengah dihadapi bangsa ini adalah akibat kegagalan kita dalam soal pendidikan. Pendidikan kita selama ini lebih banyak menghasilkan pencuri dan koruptor mulai kelas teri hingga kelas kakap. Pendidikan kita telah banyak melahirkan manusia – manusia tak bermoral dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi dan tetek bengek yang lain untuk mengumbar pornografi dan pornoaksi.
Kedua, aspek kepemimpinan. Eksistensi pemimpin adalah sangat menentukan bagi kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Untuk itu kepada para pemimpin negara ini agar bisa menjadi teladan dalam segala segi kebaikan, dan diserukan kepada umat dan rakyat secara keseluruhan agar benar – benar cermat dalam memilih pemimpinnya. Jangan salah pilih, pilihlah orang – orang yang mewarisi sifat – sifat kenabian; sidiq (benar), amanah (jujur dan dapat dipercaya, tidak khianat), tabligh (tegas dalam menyampaikan yang haq itu haq dan yang batil itu batil, tidak ada yang disembunyikan) dan fathanah (cerdas dan berpengetahuan luas, tidak bodoh).
Ketiga, penegakan hokum. Definisi zina dalam Islam adalah jelas, yakni setiap hubungan seksual yang dikehendaki dari pihak – pihak yang tidak diikat pernikahan. Ini jelas berbeda dengan definisi KUHP yang hanya membatasi perzinaan sebatas pada orang – orang yang berstatus kawin dan pasangannya keberatan atas selingkuhnya. Definisi KUHP ini jelas belum akan mampu melibas aktor – aktor pornografi/pornoaksi yang statusnya tidak kawin justru atas ‘doa restu’ pasangannya. Memberantas pornografi/pornoaksi tak bisa sepotong – sepotong, namun harus komprehensif. 
Keempat, aktivitas dakwah harus ditumbuh suburkan. Gerakan da’wah yang pada intinya menyerukan dan mengajarkan manusia agar hidup sesuai dengan aturan Allah, adalah solusi bagi segala plobematika kehidupan.
Kelima, penegakan syari’at Islam.
Islam menghargai kebebasan seseorang untuk berekspresi, namun dalam koridor syariat. Islam juga mengaku bahwa setiap manusia memiliki naluri seksual, namun mengarahkannya supaya disalurkan dalam cara – cara sesuai syariat.
Islam tidak sekadar menetapkan agar tak ada seorang pun dalam wilayah Islam yang mengumbar aurat, kecuali dalam hal – hal yang dibenarkan syariat; namun Islam juga memberikan satu perangkat agar ekonomi berjalan dengan benar, sehingga tak perlu ada orang yang harus mencari nafkah dalam bisnis pornografi/pornoaksi. Islam juga memberikan tuntunan hidup dan aturan bermasyarakat yang akan menjaga agar setiap orang memahami tujuan hidup yang sahih serta tolok ukur kebahagiaan yang hakiki seningga demand (permintaan) pada bisnis pornografi/pornoaksi pun akan merosot tajam. Bagaimanapun, setiap bisnis hanya akan berputar kalau ada supply (penawaran) dan demand (permintaan). Karena itu, keduanya harus dihancurkan.
Jika langkah – langkah ini dilakukan, setelah negara mengatasi masalah di sisi supply (penawaran) dengan perbaikan pendidikan dan ekonomi, kemudian mengatasi masalah di sisi demand (permintaan) dengan menghilangkan “para provokator”nya, tetap ada yang nekad melanggar hokum, maka negara tak akan ragu – ragu lagi menerapkan sanksi reprensif. Hukuman jilid atau rajam akan diterapkan kepada pezina.
JANGAN KELUARKAN KATA BENCI
Oleh : INUNK

Malam semakin larut, yang terdengar hanya bisikan dan tiupan angin malam. Aku tak dapat memejamkan mata, serasa semuanya membuatku tersiksa saat kuingat kejadian itu.
 “ Kak, Aku ingin bicara, beri Aku sedikit waktu untuk menjelaskan semuanya “, Tapi Kak Andre diam.
“ Kak , ma’afin Aku ?” Ucapku lirih
“ Nggak, Aku yang salah, Kamu nggak usah merasa bersalah !” Jawab Kak Andre.
“ Kak, sepulang sekolah Aku tunggu di kantin sekolah ya Kak ?“ Aku terus lari ke kelas
“ Apakah Kak An benar marah denganku, hingga Dia tak mau menemui Aku lagi ?” Gumamku dalam hati
“ Luk, nunggu siapa kok sendiri ?” Sapa Toni padaku sambil menepuk pundakku.
 “ Nunggu Andre ya ? Kulihat Dia masih duduk sendiri di bangkunya. Paling ngelamunin Kamu yang cantik ?” Canda Toni kepadaku.
“ Makasih ya Ton atas pujiannya. Ntar Aku kasih hadiah. Aku duluan Ton !” Aku terus berlari ke kelas.
“ Kak An !” Panggilku pelan di depan pintu kelas yang begitu sunyi.
“ Belum pulang Luk, ntar dicari lho sama Ayahmu. Katanya kalau pulang terlambat Ayahmu khawatir, takut diambil orang “, Sindir Kak Andre dengan senyum yang manis.
“ Kak, ma’afin Aku ya ? Kemarin Aku nggak sengaja kalau perkataanku nyakitin hati Kakak. Sebenarnya Aku ingin terus terang kalau Aku sudah punya janji sama Dito, jadi Aku nggak bisa datang ke ultah Kakak. Ma’afin Aku ya ?” Jelasku pada Kak Andre.
“ Kenapa harus bohong padaku kalau ada tambahan pelajaran ”. Tanya Kak Andre dengan nada marah.
“ Kak sebenarnya Aku ingin jujur, tapi jika Aku katakana kalau Aku jalan sama Dito, Kakak pasti marah. Kakak kan nggak suka Aku jalan bareng sama Dito “. Kataku dengan penuh rasa takut.
“ Kak, met ultah, moga Tuhan selalu melindungi Dirimu “. Kataku dengan perlahan mengambil bungkusan kecil yang dari tadi mengisi tasku dan langsung kuserahkan padanya.
“ Makasih Kamu memang Adikku yang baik “, Jawab Kak Andre dengan senyum kecilnya.
***
Ting…tong….bel rumah berbunyi.
“ Luckynya ada Bu ?” Tanya Cowok cakep.
Ada, sebentar saya panggilkan. O..ya silakan masuk Dik “, Ajak Ibuku.
“ Luk, dicari tuh sama Cowok cakep. Keliatannya Dia anak baik – baik ?” Sindir Ibuku.
Aku terus bergegas ke ruang tamu dengan penuh penasaran.
“ Hallo Dit, udah lama nunggu ?” Tanyaku basa – basi menutupi keterkejutanku.
“ Baru aja kok “, Jawabnya dengan nada santai.
“ Sebentar ya Dit, Aku ambilkan minum dulu ?” Kataku masih penuh dengan tanda tanya.
“ Nggak usah Luk. Aku ingin ajak Kamu keluar sebentar. Aku ingin bicara sama Kamu. Aku akan bicara terus terang sama Kamu “. Jawab Dito seraya meminta dengan penuh harap.
“ Sebentar Aku pamit dulu sama Ibuku !” Kujawab sambil melangkah pelan pamit Ibuku.
Kami terus berangkat. Jantungku terus berdebar kencang bertanya – tanya apa yang sebenarnya akan dibicarakan Dito. Kami pun berhenti di rumah makan yang agak sepi.
“ Luk, sebenarnya Aku ingin katakana sesuatu sama Kamu, tapi sebelum Aku mengatakannya berjanjilah sama Aku, Kamu akan penuhi permintaanku “, Kata Dito memulai pembicaraannya sambil makan.
“ Dit, Aku akan usahakan jika permintaanmu dapat kupenuhi Aku janji “. Kujawab dengan terbata – bata.
“ Luk, Aku sayang Kamu. Sejak dari dulu sebelum Kamu mengenal Andre, tapi Aku tak pernah berani mengatakannya. Aku tahu Kamu suka Andre, tapi Aku ingin Aamu jadi milikku “, Dengan sorot tajam.
“ Kenapa Kamu mengatakan semua ini padaku, padahal Kamu tahu Aku menyayangi Kak Andre lebih dari diriku. Aku ingin Kamu mengerti Aku “. Jelasku tanpa dapat menatap wajah Dito.
“ Kamu egois Luk, Aku menyayangi Kamu, tapi Kamu tak mau mengerti !” Bentak Dito padaku.
“ Ma’afin Aku Dit, Aku nggak bisa. Ayo kita cepat pulang hari semakin malam !” Ajakku pada Dito.
Dito hanya diam. Dalam perjalanan kami hanya diam, tak terasa sudah sampai depan rumahku.
“ Luk, gimana Kamu mau menerima Aku kan ?” Kata Dito memaksaku.
“ Ma’af Aku nggak bisa “. Jawabku singkat dan kutinggalkan Dito agar tak menambah masalah.
***
“ Kak An, Aku ingin bicara denganmu. Beberapa hari ini Aku cari Kak Andre nggak ada. Memang Kak Andre pergi ke mana sibuk cari pacar atau sibuk ngurusin ujian ?” Tanyaku tanpa mau berhenti.
Ada apa sih Luk, apa ada masalah katakana saja. Kakak akan bantu sebisa Kakak ?” Tanya Kak Andre.
“ Kak, Aku ingin terus terang, selama ini Aku nggak pernah sembunyikan apapun dari Kakak. Aku nggak bisa bohong sama Kakak. Minggu kemarin Dito datang padaku dan mengajak Aku keluar. Dia katakan kalau Dia suka sama Aku, gimana menurut Kakak, apa yang harus Aku lakukan ?” Ucapku memberi tahu.
“ Luk, jawab yang jujur saja kalau Kamu sayang atau tidak sama Dito. Aku nggak ingin Kamu salah dalam mengambil keputusan. Aku sayang sama Kamu ?” Jelas Kak Andre dengan halus.
“ Kak An khan tahu siapa yang Aku sayangi. Selama ini hanya Kak An yang ada dalam hatiku “, Bisikku
“ Benarkah itu Luk ?” Tanya Kak Andre.
Aku hanya bisa mngangguk, tanpa dapat menjawab.
***
Telepon rumah berdering dan langsung kuangkat.
“ Hallo, bisa bicara dengan Luky ?” Sapaan dari seorang Ibu di seberang sana.
“ Saya sendiri, ini dengan siapa ya ?” Tanyaku.
“ Ini dengan Ibu Dito. Apakah Luky tahu kemana Dito pergi, sudah seminggu Dito nggak pulang, kalau Luky tahu tolong bujuk Dito pulang. Ibu sangat khawatir “.
“ Baiklah Bu, Luky akan bantu cari Dito “. Sambil  menutup telepon.
Aku sebenarnya tidak tahu harus mencari kemana. Keesokan harinya Aku bertanya sama Kak Andre.
“ Kak, Aku ingin tanya tapi jangan marah ya ?” Tanyaku pada Kak Andre.
“ Mau tanya apa, apa Aku masih sayang Kamu ?” Canda Kak Andre yang membuatku tersipu malu.
“ Kak, Aku serius nich. Apakah Kak Andre tahu siapa teman dekat Dito saat ini. Kemarin Ibunya telepon, katanya Dito sudah seminggu tidak pulang “! Jawabku dengan nada sinis karena merasa dicuekin.
 “ Kak An !” Jawabku kesal.
“ Kita ke rumahku dulu. Aku kasih tahu alamat Ibnu padamu. Saat ini Dito dekat sama Ibnu”.
Setelah mendapatkan alamat Ibnu, Aku langsung pergi ke rumah Ibnu.
 “ Dicari tuh sama Luky, Dia sudah lama nunggu Kamu. Cepat temui sana “! Bujuk Ibnu.
 “ Dit kenapa Kamu nggak mau pulang, kenapa Kamu melakukan semua ini. Apa Kamu sadar kalau Kamu telah menyakiti perasaan Ibumu ?” Tanyaku tanpa dapat menahan emosiku.
“ Apa urusanmu memperhatikan keadaanku, toh Kamu juga yang telah membuatku seperti ini, tapi Kamu sendiri yang nggak sadar !” Bentak Dito padaku.
“ Dit bukan maksudku menyakiti perasaanmu. Aku nggak bisa menyayangi orang lain. Di hatiku hanya ada Kak Andre. Kuharap Kamu mau mengerti ?” Jelasku pada Dito yang masih bermuka masam.
 “ Dit, jangan benci Kak Andre karena Dia memiliki diriku. Aku nggak ingin persahabatanmu dengan Kak Andre retak. Aku yakin Kak Andre akan mema’afkan Kamu !“ Aku meminta kepada Dito.
“ Sekali lagi makasih Luk “, Jawab Dito pelan.
Aku hanya menganggukkan kepala terus pulang.
***
“ Hallo Luk, sendiri nich ?” Sapa Kak Andre mengagetkanku.
“ Eh…Kak Andre, apa kabarnya ?” Jawabku setengah sadar.
“ Aku baik – baik saja. Gimana kangen nggak sama Aku ?” Ejeknya.
“ Aku nggak kangen, tapi rindu banget sama Kakak. Eh…Gimana ujiannya sulit nggak ?” Tanyaku.
“ Kalau dekat Kamu mana sich yang nggak bisa Aku kerjakan ?” Gurau Kak Andre.
“ Aku percaya, siapa dulu ? Kakakku “. Sindirku pada Kak Andre.
“ Luk, Aku dengar akhir – akhir ini Kamu dekat dan sering jalan bareng Dito. Aku ingin Kamu jawab jujur ?” Tanya Kak Andre dengan wajah serius.
“ Kak, Aku memang dekat dengan Dito tapi Kami nggak ada hubungan apapun, Kami hanya sekedar sahabat nggak lebih dari itu “. Ku jawab dengan keyakinan.
 “ Luk, Aku tahu Kamu sayang Aku, Aku juga nggak ingin kehilangan Kamu “. Jawab Kak Andre.
“ Makasih Kak”. Jawabku sambil menganggukkan kepala.
“ Pulang yuk Luk, sudah siang Aku mau cari seseorang “. Ajak Kak Andre padaku.
Aku hanya diam termenung tanpa mendengarkan ajakan Kak Andre. Di benakku muncul seribu pertanyaan yang Aku sendiri nggak tahu harus memulai dari mana.
“ Luk kok masih diam, sudahlah Aku nggak marah lupakan saja apa yang pernah Aku katakan tadi “. Hibur Kak Andre.
“ Melupakannya ? Semudah itukah ?” Bisikku pelan.
“ Apa yang Kau katakana ?” Tanya Kak Andre.
“ Ah nggak…..Ayo Kak pulang ?” Kuulangi ajakan Kak Andre.
Aku dan Kak Andre menuju tempat parkir sepeda, tak seperti biasanya Kak Andre hanya diam. Apa yang sebenarnya terjadi pada diri Kak Andre ? Apakah semua ini akan berakhir ? Desahku dalam hati.
Sudah seminggu Aku tak bertemu dengan Kak Andre. Aku nggak tahu kenapa perasaanku begitu kacau. Aku cari namun tak satupun yang tahu. Aku selalu menunggunya di koridor sekolah tapi tak bertemu.
“ Ayo……Lagi ngelamunin siapa ? Ntar dijahilin lho sama yang nunggu sekolah ini “. Ledek Toni.
“ Ton, Kamu tahu nggak Kak Andre dimana ? Kamu kan temen dekatnya apa Kamu tahu kemana Kak Andre pergi ?” Tanyaku pada Toni.
“ Kemarin Aku bersamanya, tapi untuk saat ini Aku nggak tahu “. Jawab Toni.
“ Kamu benar nggak tahu atau Kamu disuruh pura – pura tak tahu ?” Desakku pada Toni.
“ Apa Andre nggak bilang sama Kamu ? Saat ini Dia kan sibuk ngurusin suratsurat “. Jelas Toni.
Surat? Emangnya untuk apa Kak  Andre ngurusin surat, selama ini Dia nggak pernah cerita tentang surat ?” Tanyaku penasaran.
“ Katanya Andre mau pergi dari sini untuk bekerja. Kemarin Dia bilang kalau dapat surat dari Ayahnya dan Dia harus pergi “. Jawab Toni.
“ Makasih ya Ton ?” Kujawab dan Aku pun segera putuskan untuk pulang, karena Aku tak dapat menahan air mataku.
Kubuka pintu kamar dan mataku tertuju pada sepucuk surat bersampul warna merah kesukaanku. Kubaca surat itu tertera sebuah kata maaf dan selamat tinggal. Apa yang dimaksud dengan semua ini.
“ Bu, siapa yang kirim surat ini ?” Tanyaku pada Ibu .
“ Tadi Andre kesini. Dia bilang kalau besok mau pergi dan Kamu disuruh datang ke Stasiun “. Kata Ibu.
Tanpa bertanya lagi Aku pergi kerumah Kak Andre. Aku tak tahan untuk menunggu besok.
“ Assalamu’alaikum “. Sapaku.
“ Wa’alaikum salam, eh….Kamu Luk, ayo masuk “, Ajak Kak Andre.
“ Makasih Kak, Aku cuma sebentar. Kak, kenapa Kak Andre lakukan semua ini padaku, jika Kak Andre marah atau tak sayang lagi padaku katakan saja ?” Kataku pada Kak Andre.
“ Luk, Aku melakukan semua ini bukan keinginanku “. Nada pelan Kak Andre.
“ Jika bukan keinginan Kak Andre, kenapa Kak Andre melakukannya ? Kenapa Kak Andre pergi secepat itu tanpa mengatakan lebih dulu padaku ?” Tanyaku berulang kali.
“ Luk, Aku pergi tak ada rencana lebih dulu semua ini di luar dugaanku. Aku terima surat dari Ayah kalau Dia harus pergi keluar negeri karena nenekku sakit dan Aku harus menggantikan Ayahku “.
 “ Luk kutunggu di stasiun jam delapan pagi….!” Teriak Kak Andre.
“ Oh Tuhan, apakah Aku harus menemui Kak Andre “. Kataku pelan.
Tanpa berpikir panjang aku pergi ke stasiun untuk menemui Kak Andre.
 “ Ma’afin Aku  Kak, Aku ngerti semua ini demi masa depan Kakak “. Kataku.
 “ Ma’afin Aku Luk, jika Tuhan mengijinkan Kita akan bersama tapi jika Tuhan berkata lain jangan ada kata benci dihatimu, Aku tak berani janji karena Aku nggak tahu apa yang akan terjadi nanti. Aku sayang kamu Luk “. Kata Kak Andre sambil memelukku.
“ Aku juga sayang Kak Andre jangan lupa kirim kabar ke Aku “. Kataku lirih.
 “ Selamat jalan Kak, hati – hati do’a dan rinduku akan tetap untukmu “. Kataku.
“ Makasih Luk “. Jawab Kak Andre.
Suara kereta api terdengar melengking di telinga. Kak Andre memberikan bungkusan kecil dan segera naik kereta. Kereta pun melaju cepat.
“ Selamat jalan Kak, Aku janji Aku takkan menangis untuk semua ini “ . Kataku terakhir.
Semua berjalan begitu cepat. Selama lebih dua tahun aku dan Kak Andre bersama tanpa disadari waktu telah memisahkan kita berdua. Aku akan menerima dengan tabah. Tak kan ada kata benci dengan keadaan yang telah memisahkan kita. Aku akan tetap menanti sampai Kak Andre kembali bersamaku. 
PERATURAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR: 18 TAHUN 2007

TENTANG

SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Menimbang :




Mengingat :



Memperhatikan :
Surat Menteri Hukum dan HAM Nom or I.UM.01.02-253 tanggal 23 Maret 2007 tentang Fatwa Hukum.


MEMUTUSKAN
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN



Pasal 1

Pasal 2

Pasal 3

Pasal 4

Pasal 5
Dalam melaksanakan sertifikasi guru dalam jabatan mengacu pada pedoman sertifikasi guru dalam jabatan yang ditetapkan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.

Pasal 6

Pasal 7
Guru yang terdaftar sebagai calon peserta sertifikasi guru pada tahun 2006 dan telah memiliki sertifikasi pendidikan dan nomor registrasi guru dari Departemen Pendidikan Nasional sebelum Oktober 2007 memperoleh tunjangan profesi pendidik terhiitung mulai 1 Oktober 2007.

Pasal 8
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.




Ditetapkan Di jakarta
Pada tanggal 4 Mei 2007
MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL,
TTD.
BAMBANG SUDIBYO

Salinan Sesuai dengan aslinya
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan dan
Bantuan Hukum I,
Muslikh, S.H.
NIP.131479478