Senin, 21 Februari 2011

Aksi Tuntut Bupati Sragen Mundur Ricuh 8 Maret 2010

Merasa tuntutan dalam setiap aksi yang dilakukan untuk menuntut Bupati Sragen, Untung Wiyono mundur dari jabatannya tidak digubris dan malah dilawan dengan berbagai pernyataan dalam setiap media, LINTAS kembali menggelar aksinya. Aksi yang ketiga kalinya ini sempat membuat Sragen tegang dan jalan Sukowati macet. Massa yang lebih dari 1.000 orang ini terbagi menjadi dua bagian, berangkat dari Posko LINTAS dan Gedung KNPI Sragen. 
Dalam demonstrasi kali ini, pihak aparat kepolisian menerjunkan kurang lebih 500 polisi yang dibantu dari Polwil Solo dan 1 kendaraan Water Canon. Demonstrasi pada 8 Maret 2010 ini merupakan aksi yang paling menegangkan dan mendapat perhatian dari berbagai daerah. Hal itu dikarenakan aksi ini lain dari aksi sebelumnya, kericuhan terjadi antara aparat keamanan dan demonstran, sampai merusakan dua pagar besi dan taman di depan Kantor Pemda Sragen.  
Pelaksanaan aksi unjuk rasa itu semula direncanakan bakal mendatangi dua lokasi sasaran, yakni Dayu Park dan PT Aroma Sukowati, Nglangon. Namun rencana itu dibatalkan mengingat adanya pengerahan massa oleh pengelola kedua tempat tersebut. Selain itu juga untuk menghindari terjadinya konflik antar warga Sragen sendiri. Akhirnya pihak LINTAS memberitahukan ke Polres Sragen bahwa aksi unjuk rasa itu difokuskan di Setda Pemkab Sragen. Massa demosntran diseting berasal dari dua arah, yakni dari sisi timur yang berkumpul di depan Gedung KNPI Sragen (massa Forkos) dan dari sisi barat mulai start dari Sekretariat Lingkas Kajian Kebijakan dan Strategi Perubahan Sragen (LINTAS).
Massa dari dua arah itu berjalan hampir bersamaan dan berkumpul menjadi gabungan massa di depan Kantor Setda Pemkab Sragen. Massa dari timur yang dipimpin koordinator Forum Organisasi Kepemudaan Sragen (Forkos), Eko Wijiyanto dan Dodok Sartono sempat melakukan pemblokiran jalan Solo-Ngawi, tepatnya di depan Rumah Dinas Bupati Sragen dengan cara membakar ban mobil bekas. Dari pantauan Kilat, setidaknya massa tersebut membakar ban mobil bekas di tiga titik, yakni selain di depan Rumah Dinas Bupati, juga di depan Matahari Sragen dan di depan Setda Pemkab Sragen.
Sementara itu, massa dari arah barat dipimpin langsung oleh aktivis LINTAS, Saiful Hidayat, Ndewor Sutardi, Hery Kistoyo dan anggota Dewan yang masih aktif asal PAN, Mahmudi Tohpati. Massa tersebut bergerak mendekati Kantor Pemda Sragen.
Sesampainya di depan kantor Pemda itu, massa segera bergerak dan memanjat pagar besi serta mendorong-dorong pagar besi itu hingga besi pengunci dinding rusak. Aparat sempat memperingatkan namun tidak dihiraukan. Akhirnya pada gerakan aksi massa kali ketiga untuk mengoyak pagar besi itu, tembakan water canon diluncurkan untuk mengantisipasi massa melompati pagar.
Ketika di depan pemda massa memaksa masuk, operator water canon melakukan aksinya menembakkan water canon. Dengan niat untuk menghalau massa. tembakan water canon dengan bantuan armada dari Poltabes Surakarta tersebut ternyata tidak dikoordinasikan dengan Kapolres AKBP Drs Jawari. Tak ayal lagi, tembakan water canon tersebut akhirnya menjadi tembakan makan tuan, lantaran Kapolres dan Kasatreskrim Polres Sragen AKP Y Subandi yang sedang melakukan negoisasi dengan sesepuh demonstran terkena tembakan water canon, hingga bagian kepala dan punggungnya basah.
Tembakan water canon tersebut juga mengenai alat musik serta sound system yang digunakan untuk melakukan orasi dan memutar lagu-lagu penambah semangat demonstran mati total. Karena sekering putus terkena tembakan air, selain itu juga menyebabkan piano yang digunakan rusak dan mati total, kerugian ditaksir lebih dari Rp 3 juta. Bukan hanya itu, tembakan water canon juga mengenai handycam serta kamera yang dibawa oleh Pemimpin Redaksi Kilat ketika akan mengabadikan moment negosiasi Kapolres dengan Perwakilan LINTAS, beruntung handycam masih bisa digunakan meski basah kuyub terkena air, sedangkan kamera error tidak bisa digunakan lagi.
Sementara di sisi timur, aksi puluhan massa dengan mendorong pagar terjadi sangat ricuh. Massa dengan nekat mendorong pagar betis aparat Samapta Polres Sragen berulang kali, namun tidak berhasil menerobos masuk, karena dari arah belakang sejumlah personel Satpol PP juga membuat pertahanan pada pintu masuk itu.
Karena dari pintu depan dan pintu timur tidak bisa masuk, akhirnya massa naik dan berusaha melompat pagar. Akhirnya massa pun melompati pagar, dan polisi pun menunggu serta menangkap demonstran yang melompati pagar. Sebanyak tiga orang demonstran diamankan petugas karena melompati pagar, yakni Eko Gendus, Triyanto dan Heri Kistoyo. Sebenarnya ada satu lagi demonstran yang bakal diamankan, yakni Suyatno, namun berhasil kabur keluar pagar. Untuk menghindari amuk massa, akhirnya pihak kepolisian melepaskan mereka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar