Kamis, 24 Februari 2011

Nilai – Nilai Agama Perisai Membina Keluarga  Sejahtera

Oleh : Dawam As.


      Kehancuran suatu bahtera rumah tangga di zaman modern ini tidak hanya melanda keluarga tak mampu, namun juga banyak di temukan di kalangan keluarga mampu.
Kurang terpeliharanya hubungan harmonis antara anggota keluarga merupakan penyebab utama terjadinya kehancuran keluarga tersebut. Kedua orang tua yang di harapkan menjadi kendali dan pelindung, tapi akibat sangat sibuk mencari nafkah dan urusan – urusan bisnis yang lain dan kurang memperhatikan anak – anaknya, akibatnya akan berusaha mendapatkan perhatian dari luar lingkungan.
Anak – anak terkontaminasi dengan pergaulan yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologisnya, sehingga tidak menutup kemungkinan anak – anak akan terlibat kenakalan remaja, implikasinya keutuhan keluarga tidak dapat lagi di pertahankan. Andaikata dapat di pertahankan hubungan mereka tidak lagi hangat. Begitu juga yang terjadi di kalangan keluarga kurang mampu, indikasinya tidak jauh beda, malah hampir sama. Orang tua sibuk mencari tambahan untuk dapat mencukupi biaya hidup keluarganya, akibatnya perhatian kepada anak – anak pun berkurang. Mereka terlalu lelah sehingga tidak ada kesempatan untuk sekedar menanyakan kegiatan anak – anak mereka.
Keretakan dan kehancuran rumah tangga sampai berpisahnya suami – istri akan berdampak negatif lebih luas lagi,. Keluarga yang berhasil mempertahankan keharmonisan, hubungan keluarganya pasti akan nyaman. Anak – anak akan tambah berkembang menjadi orang yang bisa di banggakan. Beberapa ahli berpendapat bahwa situasi dan kondisi dari kemajuan zaman, orang selalu dituntut untuk berpacu dengan waktu dan teknologi mutakhir, apabila kita tidak waspada dan berhati – hati maka kita akan tergilas dengan kemajuan zaman itu sendiri.
Memang, kemajuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan keluarga. Karena pikiran dan obsesi ataupun kegiatan orang modern difokuskan untuk supaya bisa hidup bahagia. Tidak heran apabila di dalam suatu keluarga, ayah dan ibu berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mewujudkan harapan tersebut. Tetapi, masih banyak yang tidak menyadari bahwa pada saat harapan itu terwujud, berbagai ragam masalah mengancam keutuhan rumah tangga mereka. Terhadap suatu kesuksesan kita harus berhati – hati. Kesuksesan dapat menimbulkan krisis dalam rumah tangga dan keluarga. Harga sebuah kesuksesan sangat mahal, kadang – kadang harus dibayar dengan hilangnya kebahagiaan rumah tangga.
Pada masa sulit mereka selalu berbagi rasa dan bebagi cerita mengenai kekurangan dan keterbatasan biaya hidup, tetapi manakala kehidupan mereka makin mapan, kadang kala ceritanya menjadi lain, bahkan tidak sedikit yang lupa pada tujuan awal.
Apakah kita rela bila kemajuan dan kesuksesan itu mengantarkan kita kepada kehancuran rumah tangga ? Padahal setelah mengalami masa krisis dalam suatu perkawinan dan berhasil dilewatinya, seyogyanya kita menikmati kedamaian dan ketenangan. Keluarga adalah laboratorium dan tempat memanusiakan kembali serta tempat berlindungnya manusia modern dari keterasingan maupun kesepian. Oleh karena itu, nilai – nilai agama merupakan “perisai” yang paling efektif untuk membina keluarga sejahtera, agama merupakkan  satu- satunya penangkal yang mampu mengatasi berbagai problematika kehidupan. Tetapi sayang etika agama kadang kurang bergema dalam kehidupan manusia modern,  untuk mempergunakan nilai agama sebagai perisai terhadap kesengsaraan modernisasi dengan membangkitkan kembali nilai agama tersebut demi membina keluarga.
Contohnya simple saja, ibadah atau shalat berjamaah bagi umat islam merupakan sarana untuk menyegarkan sepiritual yang berkwalitas tinggi dalam mengharmoniskan kembali hubungan suami istri maupun hubungan anak – anak. Ada beberapa permasalahan pokok yang perlu kita ketahui untuk dapat menciptakan sebuah keluarga yang sejahtera antara lain : mendapat pasangan hidup yang baik, seidiologi, berakhlak baik, di harapkan dapat melahirkan anak – anak yang baik. Dari berjuta – juta sperma laki – laki hanya satu yang sangat di perlukan untuk menumbuhi sebuah sel telur wanita. Dari jutaan sperma tersebut memiliki sifat yang berbeda, dari sperma yang paling baik sampai paling buruk dan sebagai manusia tidak tahu sifat apa dan bagaimana yang akan dibawa oleh sperma yang satu tadi. Satu – satunya jalan adalah dengan berdo’a kehadlirat Allah SWT dan memohon pertolongan agar di dalam proses pertumbuhan itu hanya bibit yang baik sajalah yang tumbuh.
Setelah terjadi kehamilan, sang ibu harus siap melakukan segala sesuatu yang baik karena pada saat itu akan menjadi proses sampai pada kelahiran bayi dan terbukti faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya. Keluarga sebagai unit terkecil, hendaknya dapat memberikan dasar pendidikan yang kuat di dalam pertumbuhan anak karena kalau tidak di bekali dengan suatu Basic Education yang kokoh dikhawatirkan akan terpengaruh dengan kehidupan di luar rumah yang penuh dengan ranjau sehingga dapat dipastikan akan dapat menghancurkan anak tersebut.
Disamping itu juga yang tidak kalah pentingnya adalah dengan memperbanyak perbuatan sosial. Misalnya sebagai penyantun anak – anak yatim piatu. Inilah kiranya hal – hal yang esensial yang dapat menentukan atau tidaknya proses pembinaan keluarga sejahtera dengan pengembangan dan menanamkan nilai – nilai agama dalam suatu kehidupan rumah tangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar