Kamis, 24 Februari 2011

RENUNGAN HUT GERAKAN PRAMUKA KE 45


Sebagai anggota Gerakan Pramuka, kita harus mengerti dan memahami apa hakekat kepramukaan itu dan menghayati bagaimana pelaksanaan kepramukaan itu dalam Gerakan Pramuka. Dengan memahami dan menghayati kepramukaan, diharapkan kita dapat bersikap dan bertindak sesuai dengan hakekat kepramukaan.
Masih kita ingat bersama ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menyatakan keprihatinannya terhadap ekstra kurikuler Gerakan Pramuka yang ada di setiap sekolah seluruh Indonesia, karena kegiatan tersebut kurang mendapat minat dan perhatian dari para siswa. ”Menggalakkan Gerakan Pramuka adalah hal penting. Akhir-akhir ini Pramuka kurang diminati sebagai kegiatan ekstra kurikuler.” Hal itu terungkap dalam pidatonya ketika membuka Jambore Nasional (Jamnas) ke-8 tahun 2006 tingkat penggalang di Bumi Perkemahan Mashudi Kiara Payung Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
Apakah kepramukaan itu?
Kalau kita baca buku “B-P’S Out Look”, di dalamnya terdapat pendapat dari pencipta pendidikan kepramukaan, Lord Baden Powell, yang berbunyi sebagai berikut :”Scouting is not a science to be solemnly studied, nor is it a collection of doctrine and texts. No! It is a jolly game in the out of doors, where boy-men and boy can go adventuring together as leader and younger brothers picking up health and happiness, handicraft and help fullness”.
Artinya, “Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan”.
Kalau kita pelajari lebih lanjut dan secara mendalam tentang kepramukaan itu akhirnya kita dapat mengatakan bahwa hakekatnya kepramukaan adalah; suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar lingkungan pendidikan keluarga, dengan menggunakan prinsip dasar metodik kepramukaan.
Kepramukaan sebagai proses pendidikan harus merupakan kegiatan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bernilai pendidikan sehingga kegiatannya harus berencana, dipersiapkan, dilaksanakan dan dapat dinilai dari segi pendidikan dan kejiwaan.

Sifat Kepramukaan
Dalam resolusi kenferensi kepramukaan sedunia tahun 1924, di Kopenhagen, Denmark menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas yaitu :
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
Kegiatan menarik (game) di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mendukung pendidikan. Karena itu game di sini berarti permainan yang mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan hanya sekedar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja tanpa aturan dan tujuan, dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
Sesudah kita mengerti bahwa kepramukaan adalah proses pendidikan, yang di mana-mana di seluruh dunia sama, maka marilah kita pahami apa sebenarnya “Gerakan Pramuka” dan “Pramuka” itu.
Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Sebelum tahun 1961 di Indonesia pernah berdiri berbagai macam organisasi kepramukaan seperti Pandu Rakyat Indonesia, Kepanduan Bangsa Indonesia, Hizbul Wathon, dan lain-lainnya. Sekarang hanya satu organisasi yang disebut Gerakan Pramuka. Di negara lain nama organisasi kepramukaan itu berbeda-beda, antara lain Persatuan Pengakab Malaysia, The Singapore Scout Association, Kapatirang Scouting Philipinas, The Bharat Scouts and Guides (India), dan Boy Scouts of America.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang berusia antara 7 sampai dengan 25 tahun, dan berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir, dan Majelis Pembimbing.
Di samping itu kata Pramuka juga dapat diartikan sebagai praja muda karana, yaitu rakyat muda yang suka berkarya.
      Setelah memahami hakekat dari Gerakan Pramuka itu sendiri maka kita akan dapat melaksanakan pendidikan Gerakan Pramuka sebagai tempat melatih jiwa generasi muda. Karena dengan kegiatan pramuka para generasi muda akan terhindar dari hal-hal yang negatif. Mengingat manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan pramuka Presiden meminta Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo dan Menteri Pemuda dan Olah raga Adhyaksa Dault agar meningkatkan kegiatan Pramuka dengan menyelaraskan program dan kegiatan secara edukatif. Dengan tema “Satu Hati Satu Janji Satu Bumi Pertiwi” diharapkan para siswa lebih giat dalam menekuni kegiatan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar